Keterkaitan peran seorang perempuan
dalam segala bidang kehidupan saat ini semakin tidak bisa dipisahkan dari
seorang laki-laki. Perempuan memegang peranan yang cukup penting di dalam sebuah
kehidupan yang sedang berjalan mulai dari lingkup yang paling kecil yaitu
keluarga sampai pada lingkup dunia. Peran perempuan yang tidak bisa dikesampingkan
begitu saja, membuat para kaum feminis semakin bersemangat mewacanakan isu
Keadilan dan Kesamaan Gender. Mereka berusaha meyakinkan masyarakat bahwasannya
diperlukan kesamaan dan keadilan gender antara laki-laki dan perempuan, dengan
alasan saat ini perempuan dalam keadaan tertindas dan rentan sekali terhadap
perilaku kekerasan sehingga dibutuhkan sebuah undang-undang yang melindungi
dirinya dari ancaman tersebut.
Isu kesetaraan gender telah
diwacanakan oleh berbagai negara. Wakil Menteri luar negeri Amerika Serikat,
Maria Otero bahkan telah menegaskan bahwa saat ini pihaknya sedang berusaha
agar perempuan berpartisipasi dalam proses politik dan perdamaian. AS juga
membayangkan peran perempuan dalam menyelesaikan dan mencegah konflik global.
Sedangkan di Indonesia sendiri, kesetaraan gender dikenal melalui Emansipasi
wanita yang dibawa oleh R.A Kartini. Emansipasi berasal dari kata Emancipatio
yang artinya pembebasan dari tangan kekuasaan. Secara umum emansipasi
diartikan sebagai persamaan kedudukan hak dan kewajiban antara laki-laki dan
perempuan. Dengan pengertian seperti itu, menurut penggerak emansipasi ( kaum
feminis ) mengatakan bahwa realisasi emansipasi adalah perempuan dapat
melakukan apa yang dilakukan oleh laki-laki. Tidak ada pembatasan dalam
perempuan yang membedakannya dengan laki-laki, termasuk dalam mengisi pos-pos
pekerjaan yang ada.
Tanpa disadari, pengartian emansipasi
yang seperti ini bukannya membuat tatanan masyarakat mnenjadi baik, namun malah
menjadikannya tidak teratur. Bilas emansipasi diartikan sebagai kebebasan tiada
batas bagi seorang perempuan dalam melaksankan hak dan kewajibannya maka akan
terjadi ketidakjelasan pemisahan tanggung jawab antara laki-laki dan perempuan.
Akan terjadi kepincangan social dikarenakan peran yang seharusnya dimainkan
oleh laki-laki berpindah tangan kepada perempuan. Sebagai contoh, sekarang ini
perempuan dapat bebas beraktivitas di manapun dan kapanpun. Perempuan dapat
bekerja di perusahaan atau instani yang mereka suka bahkan penghasilan mereka
bisa di atas laki-laki, sehingga jika lapangan pekerjaan diambil oleh perempuan
maka akan banyak laki-laki yang menganggur. Perempuan yang terbuai dengan gaji
tinggi akan melupalkan kewajibannya mendidik anak di rumah karena sibuk
bekerja, maka dampak selanjutnya adalah anak-anaknya menjadi terlantar. Dampak
bagi perempuan yang masih belum menikah adalah, emansipasi akan membentuknya
menjadi pribadi yang tidak bisa menjaga kemuliaannya sebagai seorang perempuan
sebab mereka akan lebih senang untuk berada di luar rumah sedangkan hal ini
rentan bagi keselamatan mereka.
Dengan begitu, emansipasi hanya akan
menghancurkan sendi dan kaidah dasar kehidupan masyarakat untuk menebarkan
benih kebebasan dan pemikiran sesat yang membuat hidup menjadi egois. Emansipasi
yang seperti ini akan menjadikan perempuan mudah terekspos dan tereksploitasi
habis-habisan. Sudah selayaknya bagi kita, seorang yang berilmu untuk
mengartikan emansipasi dengan arti yang lebih arif dari kaum feminis.
Emansipasi kita artikan sebagai peluang
baik bagi perempuan untuk meningkatkan kapasitas dirinya agar mampu mengemban
amanah sebagai perempuan. Sebelum memasuki zaman modern dengan emansipasi di
dalamnya, peran perempuan sering kali dikesampingkan serta mereka dipandang
sebelah mata. Banyak yang meragukan kemampuan seorang perempuan, serta masih
minimnya pengetahuan perempuan tentang hak dan kewajibannya. Emansipasi
diharapkan mampu menjadi titik tolak bagi perempuan untuk memperjuangkan hak
dan kewajibannya secara benar. Kedudukan perempuan dan laki-laki memang tidak
boleh dibedakan , namun itu tidak terjadi dalam seluruh sendi kehidupan. Ada
masa-masanya perempuan berada di belakang laki-laki, yaitu dalam rumah tangga
mereka. Karena memang hakikatnya laki-laki adalah perlindnug bagi perempuan.
Peran penting perempuan dalam
membentuk sebuah masayarakat yang madani terletak pada seberapa mampu dia
mendidik dan merawat anak-anaknya serta mengatur keharmonisan rumah tangganya.
Di tangan seorang perempuanlah sebuah masa depan tergenggam, karena dia
bertanggung jawab mendidik anak-anaknya yang kelak akan menjadi penerus
keberlangsungan kehidupan dunia ini. Bila mereka dirawat oleh seorang ibu yang
baik yang tidak banyak keluar rumah, maka dia akan mendapatkan kasih sayang
yang cukup sehingga kelak mampu menjdi seseorang yang bisa diandalkan untuk
kehidupan yang lebih baik.
Hendaklah oleh seorang perempuan,
emansipasi diartikan sebagai kebebasannya dalam mencari ilmu yang berguna dalam
meningkatkan kualitas manajemen dirinya dalam mengurus rumah tangga. Karena
memang telah menjadi takdir seorang perempuan bahwa amanah besar dalam hidupnya
adalah rumah tangganya. Meskipun perempuan lebih banyak memainkan peran di
dalam rumah, namun tidak berarti perannya sempit sebatas luas rumah mereka.
Peran inilah yang membawa dampak besar bagi kelangsungan hidup selanjutnya. Di
dalam rumah, seorang perempuan menjadi penyeimbang. Perempuan harus pandai
menyeimbangkan antara tugasnya berbakti pada suami, mendidik dan merawat anak,
serta mengurus rumah tangga dengan segala problematika yang ada. Dengan
mengatahui peran pentingnya di dalam rumah, bagaimana mungkin seorang perempuan
dapat meninggalkan rumah dengan seenaknya. Bahkan di dalam Islam, perempuan
dianjurka untuk tinggal di dalam rumah.
Peran-peran strategis perempuan di
atas akan terhapus apabila perempuan terprovokasi oleh arti emansipasi yang
salah. Setiap perempuan hendaknya menyadari bahwa dari kedua tangan merekala
sebuah masa depan sedang direnda. Baik buruknya masa depan tergantung pada
seberapa pandainya seorang perempuan dalam mendidik anaknya menjadi insan yang
berguna. Oleh karena itu perempuan wajib bangga dengan dirinya yang berada di
dalam rumah karena peran mereka di dalam rumah itulah yang mempengaruhi masa
depan kehidupan ini. Di tangan perempuan lah keberlangsungan peradaban berada.
*artikel ini dibuat dalam rangka lomba hari Kartini dan Muskom IV
KAMMI Unej
Tidak ada komentar:
Posting Komentar