[Jember, 28 Desember 2013]
Dalam menyambut pemilu yang diadakan pada april 2014. Kita ketahui banyak calon
presiden maupun calon legislatif memberi janji-janji perubahan jika mereka
terpilih. Kita sebagai mahasiswa seharusnya melek akan politik sehingga dapat
bersikap dalam pemilu tersebut, setidaknya pilihan yang kita pilih tersebut
mantab dalam segala aspek.
Menanggapi hal tersebut,
teman-teman dari KAMMI Kommisariat Unej yang dimotori departemen kebijakan
publik melakukan kunjungan silahturahmi tokoh Pak Topo
(ex.ketumda Jember). Dengan mengusung
Tema “benturan kepentingan di 2014. Dimanakah Posisi Pergerakan
Mahasiswa Muslim?”
Berdasarkan diskusi yang telah dilakukan dengan Pak Topo dapat kita ketahui
Kampus merupakan lokasi bebas
kepentingan politik karena memang fungsinya dimurnikan sebagai lingkungan
akademisi. Namun sebagai mahasiswa yang kini disiapkan untuk menjadi “agent of
change” seharusnya mampu memberikan solusi untuk perpolitikan Indonesia yakni
bukan bersikap pasif apalagi apatis.
Atmosfer 2014 Menjelang pemilihan umum yang tinggal beberapa bulan
ini, atmosfer dunia perpolitikan semakin memanas. Usaha sikut menyikut antar
partai mulai terang-terangan, terutama diantara partai-partai besar. Demokrat
misalnya, partai paling berkuasa di Indonesia itu kini sedang terjebak skandal
besar korupsi hingga kalangan elit partai tersebut mulai “galau”. Entah berapa
‘M’ yang mereka keluarkan untuk menutup mulut media agar skandal besar itu
berhenti bergulir. Belum lagi kisah Dinasti Ratu Atut Banten yang kalangan elit
Golkar bersikeras bahwa ini adalah tindakan untuk memperburuk citra partainya.
Masih ada puluhan kasus lain yang serupa dengan dua kasus diatas dan
semua mengenai korupsi. Bagaimana peran KPK sekarang? KPK sendiri saat ini
sangat rentan menjadi ujung tombak banyak praktik hidden agenda dari partai
politik untuk saling menjatuhkan satu sama lain. Hingga banyak orang merasa KPK
sudah tidak lagi independen mengingat riwayat-riwayat penyelesaian kasus KPK
yang tampak “dibuat-buat”. Setiap parpol memiliki kepentingan masing-masing
yang terkadang untuk mewujudkannya digunakan cara-cara tersembunyi atau biasa
disebut dengan hidden agenda. Hidden agenda cenderung berkonotasi negatif.
Orang-orang yang mengerti tentang “drama” perpolitikan Indonesia banyak
memilih untuk menjauhi dunia politik dan menjadi “Golongan Putih” karena merasa
kecewa dengan parpol. Sebagian karena takut memilih partai yang salah. Peran
Mahasiswa Peran mahasiswa dalam politik harus dibangun sejak awal. Disinilah
peran BEM.
Universitas sebagai sebuah negara kecil memiliki banyak peran untuk
melatih tingkat kritis mahasiswa dimulai dari peraturan dan sistem di
kampusnya. BEM juga seharusnya bisa lebih menggerakan mahasiswa untuk aktif dan
tanggap terhadap keadaan politik baik dalam skala kampus maupun skala nasional.
Di Universitas Jember sendiri saat ini sedang berproses untuk membentuk
BEM-Universitas yang nantinya diharapkan keberadaan organisasi intra ini mampu
menfasilitasi penyaluran hak pilih mahasiswa terutama bagi mereka yang
terdaftar sebagai pemilih di luar Jember. BEM-U juga diharapkan mampu membangun
opini mahasiswa melalui diskusi dengan KPU, PANWASLU, dan PARPOL.