Senin, 30 April 2012

SELANGKAH PASTI UNTUK PEREMPUAN PEMBANGUN NEGRI


Perempuan merupakan sosok yang luar biasa di mata dunia. Ia adalah agen perubahan penting pembangun suatu negara. Negara akan baik jika perempuan di dalamnya baik dan sebaliknya negara itu akan hancur jika perempuannya hancur.
Saat ini ada banyak kekecewaan yang terjadi di negeri ini tentang perempuan. Tak ubahnya perempuan negri ini adalah sampah yang diseret sana sini tanpa nilai. Harga perempuan tidak ada lagi. Tidak ada setitikpun nilai yang bisa diambil dari perempuan-perempuan saat ini. hanya secuil dari mereka yang masih mempertahankan martabat dan harga dirinya. Arus globalisasi telah membutakan mata perempuan negri ini. virus-virus dari luar telah membobrokkan akhlak dan pemikiran mereka. sistem kapitalis telah membunuh martabat perempuan. Perbedaan cara pandang Kapitalisme terhadap perempuan sudah sangat jelas. Kapitalisme memandang perempuan seperti barang yang dapat diperjualbelikan, karena itu ia dieksploitasi kecantikannya, digunakan promosi berbagai produk sekalipun produk itu tidak ada hubungannya dengan perempuan. Perempuan dianggap mesin pencetak uang, unsur penting penopang perbaikan ekonomi. Sehingga perempuan dinilai berharga sesuai dengan materi yang dia hasilkan.
Perempuan sebagai agen perubahan merupakan simbolis yang cukup tajam untuk dicapai. Maraknya agenda seks dan pacaran menjadikan perempuan berkualitas rendah. Lalu mana yang disebut agen perubahan kalau perempuan yang diandalkan hancur akhlaknya?
Pemerkosaan, penganiyayaan dan pelangaran hak asasi perempuan telah berbaris rapi untuk dinilai kelayakan terbitnya. Miris sekali. Dianggap semua pelanggara itu adalah naskah yang siap diterbitkan. Beginikah nasib negri ini?
Kiprah perempuan seperti apa yang diharapkan oleh negri ini? Demokah? Emansipasikah? Atau kesetaraan Gender? Banyak hal yang saat ini marak dialami perempuan. Mereka menjadi tulang punggung keluarga, TKW, tukang parkir bahkan kuli bangunan. Inikah yang disebut kiprah perempuan? Inikah yang disebut kesetaraan Gender atau Emansipasi. Islam mengajarkan Emansipasi yang tidak seperti itu. dengan menjadikan perempuan sebagai tulang punggung keluarga, TKW dan pekerjaan keras lainnya merupakan perendahan nilai perempuan. Tidak layak mereka menjadi TKW dan tulang punggung jika ada lelaki yang masih kuat. Tidak layak untuk mereka bekerja jika ada Islam yang mewajibkan kaum lelaki untuk mengayominya.
Saat ini di DPR sedang kencang dibahas  RUU kesetaraan dan keadilan Gender (KKG) yang diusulkan pemerintah. Sejak awal RUU KKG itu menuai protes, penentangan dan penolakan dari berbagai elemen termasuk Ormas-ormas muslimah. RUU KKG dinilai bertentangan dengan Islam, berbahaya dan merusak bagi masyarakat.
Ide KKG sebenarnya merupakan ide yag stereotype barat sebagai perlawanan atas penindasan perempuan di barat. Penindasan ini dianggap akibat adanya perbedaan dan ketaksetaraan perempuan dan laki-laki. Untuk menghilangkan langkah penindasan itu, laki-laki dan perempuan harus setara dan disamakan, dan tidak boleh ada diskriminasi. Dan begitulah baru dianggap adil. Ini sama persis dengan pemahaman keadilan ala Marxist.
Kesetaraan Gender adalah kesamaan kondisi dan posisi bagi perempuan dan anak laki-laki untuk mendapatkan kesempatan mengakses, berpartisipasi, mengontrol dan memperoleh manfaat pembangunan di semua bidang kehidupan. Sedangkan keadilan Gender adalah suatu keadaan dan perlakuan yang menggambarkan adanya persamaan hak dan kuwajiban perempuan dan lai-laki sebagai individu, anggota keluarga dan masyarakat.
Adanya kesamaan Gender inilah yang akan membuat perempua lalai akan kuwajibannya. Mereka bergumam bebas untuk semua kegiatan yang dilakukan laki-laki. Mereka bebas melakukan apapun hingga harga diripun rela dikorbankan.
Perempuan sebagai pembangun negri bukan seperti itu. Islam begitu memuliyakan perempuan. Dibalik kesuksesan Rosulullah ada khadijah. Dibalik setiap keberhasilan laki-laki ada perempuan dibelakangnya. Yang mendukung dan mengayomi secara benar sesuai apa yang disyariatkan dalam Islam. Perempuan sebagai pembangun negri adalah perempuan yang mampu membuat lelaki melaksanakan tugasnya sebagai pemimpin dengan benar. Jika perempuan yang ada di belakang lelaki rusak maka kesuksesan lelakipun akan rusak. Negara ini tak akan tercipta secara damai jika tidak ada perempuan yang benar sebagai pembangun motivasi besar bagi lelaki.
Islam memberikan aturan yang sempurna untuk perempuan. Semua aturan yang diberlakukan Allah SWT itu adalah solusi kehidupan sekaligus menjamin keadilan bagi seluruh manusia. Maka Allah melarang untuk iri atas perbuatan itu.

Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada sebagian kamu lebih banyak dari sebagian yang lain. (karena) bagi laki-laki ada bagian dari yang mereka usahakan, dan bagi perempuan ada bagian dari apa yang mereka usahakan, dan memohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui segala sesuatu.
 (QS an-Nisa’ (4): 34)

Kiprah perempuan sebagai agen perubahan bukan berarti ia harus sama dengan laki-laki, buka berarti melakukan semua yang dilakukan lelaki. Perempuan sebagai agen perubahan bahkan sebagai pembangun negri adalah perempuan yang mampu menempatkan posisinya secara benar sesuai dengan aturan Islam. Persamaan Gender hanya akan merusak nilai perempuan. Perempuan akan tetap mampu menjadi agen perubahan tanpa harus menyaman Gender dengan laki-laki. Karena Allah telah menetapkan apa dan mana yang layak untuk hambanya.
Khadijah adalah salah satu perempuan perubahan. Ia tidak terjun langsung layaknya laki-laki, tapi dibelakang Rosulullah ia tegap berdiri sebagai motivasi besar pembangun negri.

 “Perempuan adalah agen paling fital bagi perubahan negara ini.”

*artikel ini dibuat dalam rangka lomba hari Kartini dan Muskom IV KAMMI Unej

WANITA PEMBANGUN PERADABAN BANGSA


PEREMPUAN … tak akan ada habisnya jika membicarakan makhluk yang satu ini. Bicara tentangnya adalah suatu hal yang menarik, baik dilihat dari bentuk fisik, kelembutan, kecerdasan, dan budi pekerti. Semuanya adalah hal yang menarik untuk diperhatikan sampai – sampai Anis Matta mengibaratkan seorang perempuan adalah  bunga di tengah taman. Sosoknya yang diibaratkan sebagai bunga menjadikannya indah dan menyejukkan bagi setiap mata yang memandang.
Berbicara tentang perempuan, maka dialah sosok yang sangat luar biasa. Imam Syahid Hasan Al Banna mengatakan, Pondasi perbaikan bangsa adalah perbaikan keluarga, dan kunci perbaikan keluarga adalah perbaikan kaum wanitanya. KARENA WANITA ADALAH GURU DUNIA. Dialah yang menggoyang ayunan dengan tangan kanannya dan mengguncang dunia dengan tangan kirinya”. Sangat benar sekali apa yang dikatakan oleh al Imam Syahid Hasan Al Banna. Melalui peran wanita sebagai pendidik pertama anak – anak mereka maka akan terlahir pribadi pemimpin masa depan. Oleh karena itu dibutuhkan sosok wanita yang cerdas, memiliki budi pekerti yang luhur dan kemampuan untuk memimpin minimal bisa menjadi pemimpin atas dirinya sendiri. Kemampuan multitasking inilah yang akan melahirkan seorang wanita hebat. Wanita hebat yang mampu membangun peradaban yang luar biasa.
Kalau kita tengok sejarah silam, maka akan kita dapati figur-figur mulia yang menduduki tempat terhormat di tengah-tengah umat hingga kini. Khadijah ra. misalnya, dengan pengorbanannya yang demikian fenomenal dalam mendukung perjuangan dakwah Rasulullah Saw menjadikan namanya terus berkibar sepanjang zaman, bahkan setiap wanita dianjurkan untuk meneladaninya. Begitu pula Aisyah r.a seorang cendekiawan muda yang meriwayatkan banyak hadits, adapula Asma binti Yazid, seorang mujahidah yang membinasakan sembilan tentara Romawi di perang Yarmuk dan masih banyak lagi wanita mulia yang berkarya menebar manfaat untuk umat – umat berikutnya.
Dalam hal pergerakan wanita di indonesia, kita bisa merasakan perjuangan seorang kartini yang berhasil mendobrak paradigma kuno yang menyatakan seorang wanita hanya berkutat pada wilayah dapur, kasur dan rumah saja. Dalam suratnya kepada Prof. Anton dan Nyonya, kartini menuliskan : “Kami di sini memohon diusahakan pengajaran dan pendidikan anak perempuan, bukan sekali-kali karena kami menginginkan anak-anak perempuan itu menjadi saingan laki-laki dalam perjuangan hidupnya. Tapi karena kami yakin akan pengaruhnya yang besar sekali bagi kaum wanita, agar wanita lebih cakap melakukan kewajibannya, kewajiban yang diserahkan alam sendiri ke dalam tangannya: MENJADI IBU, PENDIDIK MANUSIA YANG PERTAMA-TAMA.”
Wanita memang merupakan pendidik pertama bagi anak-anaknya sebelum masuk bangku sekolah. Pendidikan yang membangun nilai karakter sebagai bekal anak dibawa kelak ketika terjun ke masyarakat. Pendidikan yang menghasilkan kader – kader baru pembawa bendera islam dan lebih luas lagi  ntuk memimpin masa depan Negara ini dengan adil dan bijaksana.
Melihat perannya yang sangat penting dalam membangun sebuah peradaban, wanita sebagai penentu dalam sebuah generasi maka sudah seharusnya setiap wanita menyadari hal tersebut. Karena dengan menyadari dan memahami saja belum cukup maka harus ada tindakan nyata untuk para perempuan agar bergerak menjadi motor reformasi kebaikan bagi diri sendiri dan lingkungan sekitar dengan cara memperbaiki kualitas diri. Mungkin bisa dilakukan dengan mengikuti berbagai macam aktifitas yang menambah pengalamannya.  Karena pengalaman bisa menjadi intangible asset yang berharga bagi seseorang.
 Dalam buku Myelin, Rhenald Kasali menjelaskan manusia yang hanya mengandalkan brain memory yang terbentuk dari pengetahuan saja ibarat penguasa malas yang memperoleh kekuasaan monopoli. Mereka kaya, tetapi tidak inovatif, lambat dan tambun. Sebaliknya, manusia yang hanya mengandalkan muscle memory juga pintar, gesit, dan bisa jadi juga kaya raya. Tetapi maaf, ia tidak berpengetahuan dan hanya dapat melihat sejauh mata memandang. Gabungan keduanyalah yang akan menghasilkan sesuatu yang luar biasa, bahkan menciptakan perubahan, menjadikan sesuatu yang berbeda dari bentuk dan orientasi sebelumnya. Jadi kalau disimpulkan seorang wanita tidak cukup hanya menjadikan pengetahuannya saja untuk berkontribusi pada masyarakat, melainkan perlu adanya pengalaman yang meng-guide seseorang untuk melakukan perubahan.
 Akhirnya sebagai bahan perenungan untuk semua para wanita, masihkah kita akan lalai melaksanakan peran kita sebagai pembangun peradaban bangsa ? baik dan buruknya suatu Negara tergantung dari seberapa maksimal kita menjalani peran kita sebagai wanita yang melahirkan generasi penerus bangsa. Akankah kita wariskan pada dunia ini generasi yang bermental bobrok ataukah akan terlahir dari rahim – rahim kita calon pemimpin yang adil dan mensejahterakan kehidupan berbangsa dan bernegara???

*artikel ini dibuat dalam rangka lomba hari Kartini dan Muskom IV KAMMI Unej

Merenda Masa Depan melalui Tangan Seorang Perempuan


 Keterkaitan peran seorang perempuan dalam segala bidang kehidupan saat ini semakin tidak bisa dipisahkan dari seorang laki-laki. Perempuan memegang peranan yang cukup penting di dalam sebuah kehidupan yang sedang berjalan mulai dari lingkup yang paling kecil yaitu keluarga sampai pada lingkup dunia. Peran perempuan yang tidak bisa dikesampingkan begitu saja, membuat para kaum feminis semakin bersemangat mewacanakan isu Keadilan dan Kesamaan Gender. Mereka berusaha meyakinkan masyarakat bahwasannya diperlukan kesamaan dan keadilan gender antara laki-laki dan perempuan, dengan alasan saat ini perempuan dalam keadaan tertindas dan rentan sekali terhadap perilaku kekerasan sehingga dibutuhkan sebuah undang-undang yang melindungi dirinya dari ancaman tersebut.

Isu kesetaraan gender telah diwacanakan oleh berbagai negara. Wakil Menteri luar negeri Amerika Serikat, Maria Otero bahkan telah menegaskan bahwa saat ini pihaknya sedang berusaha agar perempuan berpartisipasi dalam proses politik dan perdamaian. AS juga membayangkan peran perempuan dalam menyelesaikan dan mencegah konflik global. Sedangkan di Indonesia sendiri, kesetaraan gender dikenal melalui Emansipasi wanita yang dibawa oleh R.A Kartini. Emansipasi berasal dari kata Emancipatio yang artinya pembebasan dari tangan kekuasaan. Secara umum emansipasi diartikan sebagai persamaan kedudukan hak dan kewajiban antara laki-laki dan perempuan. Dengan pengertian seperti itu, menurut penggerak emansipasi ( kaum feminis ) mengatakan bahwa realisasi emansipasi adalah perempuan dapat melakukan apa yang dilakukan oleh laki-laki. Tidak ada pembatasan dalam perempuan yang membedakannya dengan laki-laki, termasuk dalam mengisi pos-pos pekerjaan yang ada.

Tanpa disadari, pengartian emansipasi yang seperti ini bukannya membuat tatanan masyarakat mnenjadi baik, namun malah menjadikannya tidak teratur. Bilas emansipasi diartikan sebagai kebebasan tiada batas bagi seorang perempuan dalam melaksankan hak dan kewajibannya maka akan terjadi ketidakjelasan pemisahan tanggung jawab antara laki-laki dan perempuan. Akan terjadi kepincangan social dikarenakan peran yang seharusnya dimainkan oleh laki-laki berpindah tangan kepada perempuan. Sebagai contoh, sekarang ini perempuan dapat bebas beraktivitas di manapun dan kapanpun. Perempuan dapat bekerja di perusahaan atau instani yang mereka suka bahkan penghasilan mereka bisa di atas laki-laki, sehingga jika lapangan pekerjaan diambil oleh perempuan maka akan banyak laki-laki yang menganggur. Perempuan yang terbuai dengan gaji tinggi akan melupalkan kewajibannya mendidik anak di rumah karena sibuk bekerja, maka dampak selanjutnya adalah anak-anaknya menjadi terlantar. Dampak bagi perempuan yang masih belum menikah adalah, emansipasi akan membentuknya menjadi pribadi yang tidak bisa menjaga kemuliaannya sebagai seorang perempuan sebab mereka akan lebih senang untuk berada di luar rumah sedangkan hal ini rentan bagi keselamatan mereka.

Dengan begitu, emansipasi hanya akan menghancurkan sendi dan kaidah dasar kehidupan masyarakat untuk menebarkan benih kebebasan dan pemikiran sesat yang membuat hidup menjadi egois. Emansipasi yang seperti ini akan menjadikan perempuan mudah terekspos dan tereksploitasi habis-habisan. Sudah selayaknya bagi kita, seorang yang berilmu untuk mengartikan emansipasi dengan arti yang lebih arif dari kaum feminis.

Emansipasi kita artikan sebagai peluang baik bagi perempuan untuk meningkatkan kapasitas dirinya agar mampu mengemban amanah sebagai perempuan. Sebelum memasuki zaman modern dengan emansipasi di dalamnya, peran perempuan sering kali dikesampingkan serta mereka dipandang sebelah mata. Banyak yang meragukan kemampuan seorang perempuan, serta masih minimnya pengetahuan perempuan tentang hak dan kewajibannya. Emansipasi diharapkan mampu menjadi titik tolak bagi perempuan untuk memperjuangkan hak dan kewajibannya secara benar. Kedudukan perempuan dan laki-laki memang tidak boleh dibedakan , namun itu tidak terjadi dalam seluruh sendi kehidupan. Ada masa-masanya perempuan berada di belakang laki-laki, yaitu dalam rumah tangga mereka. Karena memang hakikatnya laki-laki adalah perlindnug bagi perempuan.

Peran penting perempuan dalam membentuk sebuah masayarakat yang madani terletak pada seberapa mampu dia mendidik dan merawat anak-anaknya serta mengatur keharmonisan rumah tangganya. Di tangan seorang perempuanlah sebuah masa depan tergenggam, karena dia bertanggung jawab mendidik anak-anaknya yang kelak akan menjadi penerus keberlangsungan kehidupan dunia ini. Bila mereka dirawat oleh seorang ibu yang baik yang tidak banyak keluar rumah, maka dia akan mendapatkan kasih sayang yang cukup sehingga kelak mampu menjdi seseorang yang bisa diandalkan untuk kehidupan yang lebih baik.

Hendaklah oleh seorang perempuan, emansipasi diartikan sebagai kebebasannya dalam mencari ilmu yang berguna dalam meningkatkan kualitas manajemen dirinya dalam mengurus rumah tangga. Karena memang telah menjadi takdir seorang perempuan bahwa amanah besar dalam hidupnya adalah rumah tangganya. Meskipun perempuan lebih banyak memainkan peran di dalam rumah, namun tidak berarti perannya sempit sebatas luas rumah mereka. Peran inilah yang membawa dampak besar bagi kelangsungan hidup selanjutnya. Di dalam rumah, seorang perempuan menjadi penyeimbang. Perempuan harus pandai menyeimbangkan antara tugasnya berbakti pada suami, mendidik dan merawat anak, serta mengurus rumah tangga dengan segala problematika yang ada. Dengan mengatahui peran pentingnya di dalam rumah, bagaimana mungkin seorang perempuan dapat meninggalkan rumah dengan seenaknya. Bahkan di dalam Islam, perempuan dianjurka untuk tinggal di dalam rumah.

Peran-peran strategis perempuan di atas akan terhapus apabila perempuan terprovokasi oleh arti emansipasi yang salah. Setiap perempuan hendaknya menyadari bahwa dari kedua tangan merekala sebuah masa depan sedang direnda. Baik buruknya masa depan tergantung pada seberapa pandainya seorang perempuan dalam mendidik anaknya menjadi insan yang berguna. Oleh karena itu perempuan wajib bangga dengan dirinya yang berada di dalam rumah karena peran mereka di dalam rumah itulah yang mempengaruhi masa depan kehidupan ini. Di tangan perempuan lah keberlangsungan peradaban berada.

*artikel ini dibuat dalam rangka lomba hari Kartini dan Muskom IV KAMMI Unej