Sabtu, 01 Mei 2010

Acara SosMasy Datang Ya....!!


Askum Wr.wb...

wahai akhi wa ukhti ini undangan buat antum-antumna sekalian sehubungan dengan acara yang diselenggarakan oleh departmen sosial masyarakat kammi komsat unej yaitu lomba cerdas cermat...datang ya..undangan juga buat para netter's jember yang tak sengaja masuk ke blog ini...
syukron.....^-^

Waalaikumsalam wr.wb..

Senin, 19 April 2010

PERGERAKAN MAHASISWA

Modal dan strategi dasar yang harus dimiliki mahasiswa yang merasa menjadi aktifis pergerakan saya gambarkan di bawah.




* Jaga prestasi akademik, tugas utama mahasiswa adalah belajar, karena kedudukan di kampus membawa implikasi bahwa mahasiswa adalah seorang akademisi, pemikir, bergerak secara logis dan terukur. Kualitas intelektual kita terukur lewat nilai-nilai dari mata kuliah yang kita ikuti. Ingat bahwa teriakan berantas kebodohan, menggelikan ketika keluar dari mulut mahasiswa bodoh!

* Madzab, pemikiran dan strategi pergerakan mahasiswa juga harus dikuasai. Ini bisa dilakukan dengan banyak membaca sejarah pergerakan mahasiswa di berbagai negara lain, membaca biografi tokoh pergerakan mahasiswa dimanapun berada, dan tentu saja yang sangat urgent adalah sejarah dan benang merah pergerakan mahasiswa di Indonesia. Jangan sampai mahasiswa mengulang kesalahan yang dilakukan mahasiswa di era sebelumnya.

* Benih-benih entrepreneurship harus dipupuk sejak masa mahasiswa. Mahasiswa harus berusaha mengatasi masalah finansial, karena kita harus memberikan teladan dan success story kepada masyarakat berhubungan dengan kemandirian finansial. Ingat, mahasiswa pemalas yang tidak bebas dari penyakit finansial, absurd ketika berteriak bebaskan rakyat dari kemiskinan. Kemandirian organisasi dan personelnya dari “sumbangan” pihak lain yang punya kepentingan, membuat independensi organisasi mahasiswa terjaga. Membuat teriakan kita tetap lantang kepada siapapun tanpa pandang bulu.

* Konsistensi perdjoeangan adalah kekuatan karakter aktifis mahasiswa. Pahami hakekat dari kritik-kritik yang kita lakukan. Logikanya mahasiswa koruptor jam kuliah, tidak pantas berteriak anti-korupsi. Think globally, but act locally.

* Public speaking dan leadership, faktor penting dalam mempengaruhi orang, karena tidak mungkin mahasiswa dengan leadership dan public speaking yang buruk mengkritik kepemimpinan nasional

* Opini lewat tulisan adalah faktor penting dalam teknik mempengaruhi ala mahasiswa. Kualitas pikir seseorang diukur dari kualitas tulisan yang dihasilkan. Pergerakan mahasiswa tak akan lepas dari masalah intelektualitas, daya pikir, daya kreatif dan perilaku berbasis otak yang lain.

PERGERAKAN MAHASISWA 2.0

Modal pergerakan mahasiswa diatas harus dikuasai, karena itu adalah modal minimal. Meskipun itu semua tidak cukup ketika kita bergerak di era dunia datar dengan perkembangan internet dan web yang semakin pesat yang saat ini menuju ke generasi kedua (Web 2.0).

Barrack Obama tidak hanya mengandalkan tim suksesnya secara penuh ketika mengupload video pidato dan kampanye lewat YouTube, tapi sebagian diupload oleh para pemilihnya dengan sukarela. Inilah keindahan user-generated content. Influence tactics ala Web 2.0 ini saya yakin bisa dimanfaatkan oleh aktifis pergerakan mahasiswa, sehingga berbagai opini yang kita keluarkan akan lebih bergema, lebih luas dipahami masyarakat, dan wacana ini akan banyak dinikmati mahasiswa lain karena mahasiswa adalah pengakses Internet di Indonesia yang terbesar. Ingat menurut InternetWorldStats.com pengguna Internet di Indonesia mencapai 20 juta, dan menurut APJII bahkan 28 juta. Pengguna Internet di Indonesia bahkan lebih banyak daripada Spanyol atau negara tetangga kita yang ada di Asia. Tidak ada oplah media massa di Indonesia yang melebih angka 20 atau 28 juta, kecuali TV tentunya yang menurut berbagai data mencapai angka 40 juta.

Kalau boleh saya gambarkan, pergerakan mahasiswa generasi kedua alias 2.0 saya pikir akan seperti gambar di bawah.



* Tebar Keshalehan Sosial dan Kreatifitas Maya. Ini adalah sumbangan besar mahasiswa plus sebagai solusi nyata untuk masyarakat. Efek langsungnya mungkin ke pengguna Internet, tapi efek tidak langsungnya bisa ke masyarakat yang bahkan tidak mengenal Internet. Misalnya, download materi IlmuKomputer.Com mungkin hanya bisa dilakukan oleh pengguna Internet. Tapi ilmu pengetahuan yang ada di dalamnya dapat dimanfaatkan oleh dosen dan guru untuk mengajar anak didik yang berada di berbagai pelosok tanak air.

* Lakukan Image Branding Lewat Dunia Maya. Sekali lagi dengan 20-28 juta penguna, Internet adalah media massa yang paling efisien dan efektif untuk melakukan marketing dan branding baik untuk personal maupun organisasi.

* Webpreneurship. Arah entrepreneurship yang sudah kita pupuk sebelumnya, mungkin bisa dikembangkan ke arah technopreneurship, khususnya webpreneurship. Organisasi pergerakan mahasiswa bisa membangun lini bisnis yang memikirkan berbagai bisnis model yang menarik, dan dari sinilah operasional organisasi dibiayai. Kemandirian finansial ini adalah teladan yang baik bagi masyarakat, membuat teriakan lantang kita tentang pembebasan kemiskinan dan kemandirian bangsa menjadi bermakna. Mengemis dana dari para pejabat, mentri maupun institusi pemerintah atau swasta, sebenarnya membuat rantai ikatan yang mengakibatkan organisasi kita tidak independen lagi. Pada saat memimpin PPI Jepang, saya juga berkonsentrasi ke kerjasama bisnis dengan berbagai perusahaan penerbangan, perusahaan telepon seluler dan bahkan perusahaan elektronik yang punya pasar ke Indonesia.

* Tebar Pengaruh Lewat Tulisan di Blog. Lanjutkan influence tactic yang sudah kita lakukan di media massa cetak, ke arah blogging di Internet. Bahkan ketika objek yang kita bidik adalah pelajar di level SMA dan kebawah, gunakan layanan social networking semacam Friendster yang pengguna di level itu sangat besar. Ingat, Indonesia pengguna Friendster nomor tiga sedunia.

* Fokus di Core Competence. Ini yang mahasiswa kita sering lupakan. Jurusan yang kita pilih di kampus seolah-olah bagaikan bidang garapan sampingan. Jurusan computing yang kita pilih, tidak membuat kita fasih berbicara tentang statistik pornografi di Internet ketika kita beraudiensi tentang RUU Antipornografi. Jurusan ilmu kehutanan yang kita geluti, juga seolah-olah tidak bermakna karena kita malah mengkritik sisi lain, ketika berteriak lantang tentang masalah kerusakan hutan kita, penebangan hutan yang liar atau monopoli pemanfaatan hutan oleh perusahaan. Jurusan sosial politik yang kita geluti, juga kadang tidak membuat kita fasih berbicara tentang teoritika dan strategi politik atau komparasi sistem politik kita dengan negara lain. Wahai aktifis mahasiswa, konsisten di kompetensi inti adalah jalan yang luruk, bijak dan bertanggungjawab. Jangan pernah mengatakan hal yang tidak kita kuasai permasalahannya, karena itu membuat kita dan segala sesuatu yang kita sampaikan terasa hampa.

*Leadership di Komunitas Maya. Buktikan bahwa leadership kita di dunia nyata juga terbukti di dunia maya. Bangun komunitas, pimpin pergerakan komunitas maya, sebagai penambah dukungan pergerakan kita di dunia nyata.

Terakhir, tiga pesan saya untuk para aktifis pergerakan mahasiswa.

1.Perdjoeangan yang mahasiswa lakukan adalah untuk memberi manfaat bagi rakyat. Semua itu bukan bertujuan untuk jalan kita menuju senayan (menjadi anggota DPR), jalan kita menjadi pejabat, jalan kita mendapatkan uang secara instan, atau jalan-jalan berpamrih lain yang membuat kita tidak ikhlash

2. Ucapan menjadi bermakna ketika kita juga bergerak melakukan perubahan dan memberi contoh yang nyata. Think globally but act locally.

3. Kembalikan perdjoeangan ke karakter dan kredo mahasiswa yang sebenarnya. Mahasiswa adalah akademisi, pemikir muda, intelektual muda, entrepreneur muda dan agen perubahan bangsa. Baca kembali dengan detail semua visi, misi dan kredo organisasi pergerakan mahasiswa kita, pasti selalu menyebut masalah intelektualitas, jiwa pemikir dan kekuatan akademik lain. Karena itulah akar dan dasar kita bergerak.

Tetap dalam perdjoeangan!





taken from:
http://romisatriawahono.net/

Kamis, 01 April 2010

Teladan Rasululloh

Assalammualaikum wr.wb..
ikhwatifillah yang dirahmati Allah Rasulullah adalah suri teladan bagi qt semua..tutur kata, tingkah laku dan semuanya patut kita contoh dari beliau...
nah postingan kali ini qt akan membicarakan sedikit kunci bagaimana menjadi seorang yang dicintai baik kawan maupun lawan, dihargai, dihormati dan berkharisma sesuai yang dicontohkan rasullullah diambil dari buku Thariiqunaa Lilqulub 35 Wasiilatu Lil Kasbi Quulubin Naasi karya Muhammad bin Ismail Al-‘Umrani..

Berusahalah menjaga hati orang lain dari sesuatu yang menyakitkan..

Sebab mengembalikannya setelah kehancurannya sungguh menyulitkan..

Sungguh jika hati orang lain telah lari dari kecintaan…

Laksana sebuah kaca yang hancur, tak lagi dapat disatukan…..

Hidup penuh kebahagiaan dan kesuksesan merupakan dambaan setiap insane. Menjadi pemimpin atau perkataannya didengar, diperhatikan, dan dituruti oleh orang lain, merupakan hasrat manusia sejak dilahirkan. Namun terkadang, banyak kendala yang dialami ketika berinteraksi dan bersosialisasi dengan masyarakat atau orang lain.

Misalnya kita merasa sudah bekerja dengan sungguh-sungguh, namun orang lain tetep tidak menghargai. Contoh lain, kita sudah berusaha bergaul dan bersahabat dengan orang lain, namun masih tetep tidak mendapatkan tempat di hati mereka. Bahkan terkadang, ilmu dan pengetahuan yang luar biasa tidak menjamin perkataan seseorang didengar. Lebih ironis, jika sudah berusaha agar dicintai, tapi malah dimusuhi…Nah apa saja kiat-kiat yang telah dicontohkan rasulullah kepada kita yang patut kita tiru dan lakukan untuk mendapat simpati dari masyarakat …ataupun orang disekeliling kita agar kita lebih dicintai dan dihargai..

  1. Menebarkan Salam (Ifsyaus Salaam)

Diriwayatkan oleh Ibnu Mas’ud r.a, bahwa sesungguhnya Nabi saw bersabda,

As-Salam adalah salah satu nama dari nama-nama Allah, Allah meletakkannya di muka bumi, maka tebarkanlah salam diantara kamu, karena sesungguhnya seorang muslim apabila ia berlalu pada suatu kaum, lalu ia memberi salam kepada mereka, ia memperoleh satu derajat keutamaan di atas mereka dengan mengingatkan salam kepada mereka.

Menyebarkan salam hukumnya sunnah mu’akkadah sedangkan menjawabnya adalah fardhu ‘ain/wajib bila sendirian dan fardhu kifayah bila salam diberikan kepada banyak orang dan merupakan salah satu dari hak-hak yang harus dipenuhi oleh seorang muslim kepada saudaranya sesama muslim dan termasuk salah satu sebab masuk surga

Salam dapat membuat hati menjadi lebih erat bila dimaknai dan dihayati jika salam itu diucapkan dengan baik dan benar. Dan salam merupakan shodaqoh sepertia hadist yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah r.a, ia berkata bahwa rasulullah bersabda,

Sesungguhnya orang yang paling pelit adalah orang yang pelit dalam memberi salam. Dan orang yang paling lemah adalah yang paling lemah dalam berdoa

Tata cara memberi salam ialah.

1. Hendaknya orang yang lebih kecil (muda) memberi salam kepada yang lebih tua sebagai penghormatan dan kerendahan hati terhadapnya. Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a; ia berkata, Rasulullah bersabda, “Hendaknya yang muda memberi salam kepada yang lebih tua, yang berjalan kaki kepada yang sedang duduk, dan yang sedikit kepada yang banyak.

2. Menghadapkan diri kepada yang memberi salam dengan wajah berseri-seri. Hal itu merupakan upaya membalas ucapan salam dengan sesuatu yang lebih baik.

3. Tidak membedakan antara orang yang dikenal dengan yang tidak dikenal ketika memberi salam, tetapi hendaknya memberi salam kepada semuanya.

4. Mendahului salam sebelum berbicara.

5. Tidak memberi salam dengan isyarat, baik isyarat dengan jari maupun dengan tangan semuanya ataupun dengan kepala. Diriwayatkan oleh jabir r.a sesungguhnya rasulullah bersabda, “Salam seorang laki-laki dengan menggunakan satu jari tangan yang ia isyaratkan adalah pekerjaan orang yahudi.

  1. Murah Senyum

Jika anda ingin dicintai oleh orang lain tanpa pamrih, cerahkanlah wajah anda di hadapan mereka, niscaya mereka akan menyukai anda. Hadapilah mereka dengan senyuman, niscaya mereka akan senantiasa mengingat anda. Sebab senyuman adalah kunci-yang efektif-untuk membuka hati manusia. Senyuman yang dimaksud adalah dengan merekahkan bibir tanpa suara, dan biasanya terjadi saat hati sedang senang. Senyuman lebih dekat kepada hati nabi Muhammad saw. Diriwayatkan dari Jarir bin Abdullah Al-Bajali r.a, ia berkata,” Tidak pernah rasulullah saw melihatku, melainkan ia tersenyum dihadapanku.”

Tanamkan senyum di dunia, dan jangan

Hilangkan keindahan dengan wajah kesedihan

Jadilah di bumi kami duta kebahagiaan

Jadilah engkau seperti Nabi dengan senyuman

Senyum janganlah ditinggalkan

Sebab, senyuman seseorang bagian dari sunnah kenabian

Pahala akan diberikan atas senyuman

Sedang cemberut itu buruk tak dihargakan.

Senyuman merupakan pokok penting, lebih besar pengaruhnya, dan daripada itu,

Ia juga adalah tawanya para Nabi.

  1. Memanggil dengan Nama yang paling disukai

Salah satu yang dapat membuat sesorang dicintai orang lain dan mendekatkannya kepada hati mereka adalah memanggil dengan nama yang paling disukainya. Sebab, tidak ada sesuatu yang lebih dicintai manusia, kecuali dirinya sendiri. Dengan menjaga nama baiknya, itu menunjukkan penghargaan anda terhadap kepribadiannya. Manakala anda menyandarkan kepadanya nama yang disukainya dan memanggilnya dengan nama tersebut, niscaya ia akan segan kepada anda dan mencintai anda. Rasulullah saw memanggil para sahabatnya dengan nama yang mereka sukai, bahkan kepada anak-anak kecil, terkadang beliau memanggil dengan nama julukan mereka.

  1. Berjabat tangan

Berjabat tangan adalah salah satu cara paling efektif untuk mengambil atau menarik hati orang lain. Hukumnya sunnah dan termasuk kategori amal shaleh yang bisa menghapuskan dosa-dosa. Berdasarkan hadist dari Al-Barra’bin “Azib r.a, ia berkata: Rasulullah saw bersabda,” Tidaklah dua orang muslim berjumpa, lalu keduanya berjabat tangan, kecuali diampuni keduanya sebelum keduanya berpisah.

  1. Berpenampilan baik dan wangi

Berpenampilan baik dan wangi adalah salah satu sebab cenderungnya hati orang lain kepada anda. Pepatah mengatakan, “hiasan luar (zhahir) menunjukkan kecenderungan batin.

Maka hendaknya-ikhwatifillah rahimakumullah-memperhatikan penampilan anda, karena sesungguhnya allah itu indah dan menyukai keindahan. Allah senang melihat pengaruh bekas(atsar) nikmat-Nya pada diri hamba-Nya. Rasulullah bersabda,” Sesungguhnya allah itu indah dan menyukai keindahan’’

  1. Menghargai orang lain

Penghargaan anda terhadap kepribadiannya seseorang adalah kunci untuk memasuki hatinya. Sementara penghargaannya terhadap anda adalah sebagai timbal balik dari suatu penghargaan dengan penghargaan yang serupa, atau dengan yang lebih baik darinya. Sebab jika demikian, orang yang tidak memiliki sesuatu tidak dapat memberikan sesuatu itu. Orang yang menawarkan mereka untuk menghargainya, tapi ia sendiri tidak dapat menghargai mereka dengan sepatutnya, -seperti orang yang meminta butiran emas dengan butiran debu, atau mengharap sepercik api dengan memberikan air.

Rasulullah bersabda,” Bukan termasuk golongan kami, orang yang tidak menghormati orang yang lebih tua, tidak menyayangi yang lebih muda diantara kami, dan tidak memenuhi hak orang alim di antara kami”

  1. Tawadhu’ (Rendah hati)

Hakikat tawadhu’ adalah mengerahkan rasa hormat , kelembutan, dan penghargaan kepada orang yang berhak mendapatkannya.

Sifat ini adalah salah satu perantara untuk mengambil hati orang lain dan meraih derajat yang tinggi di dunia dan akhirat. Dari abu hurairah r.a, ia berkata bahwa Rasulullah saw bersabda, “ Allah tidak menambahkan nikmat atas pemberian maaf dari hamba, melainkan dengan kemuliaan dan tidaklah seseorang bersikap tawadhu’ karena Allah, melainkan Allah akan mengangkat derajatnya.

  1. Cukup dengan perkataan yang baik

Agar anda disukai hati orang lain, hendaknya anda membatasi diri dengan perkataan yang baik-baik saja, banyak berbicara dapat menghilangkan kewibawaan dan kesahajaan, memunculkan banyak kesalahan, dan memperpanjang waktu perhitungan.

Allah telah menganjurkan kita untuk berbicara yang baik-baik saja dan meninggalkan perkataan yang buruk. “Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan-bisikan, kecuali bisikan – bisikan dari orang yang menyuruh (manusia) memberi sedekah, atau berbuat ma’ruf, atau mengadakan perdamaian diantara manusia. Dan barangsiapa yang berbuat demikian karena mencari keridhaan allah, maka kelak kami memberi kepadanya pahala yang besar (QS.An-Nisaa:114)

  1. Menjadi pendengar yang baik

Apabila anda ingin menempuh jalan pintas untuk meraih simpati orang lain, dengarkanlah pembicaraan mereka jika mereka berbicara dihadapan anda, yaitu dengan menggunakan kedua telinga, mata, hati, dan wajah berseri. Sebab, penyambutan terhadap lawan bicara anda menunjukkan kenyamanan anda menemaninya, menunjukkan penghargaan anda terhadap kepribadiannya, dan kesenangan anda terhadap pembicaraannya. Orang besar selalu memenuhi hak ini, kecuali jika disana ada kesalahan (dalam ucapan) maka mereka mengoreksinya dengan ungkapan yang paling indah dan isyarat yang paling lembut.

Ibnu Abbas r.a mengatakan ,” tiga hak yang harus aku penuhi untuk teman bicaraku;1) memandangnya dengan mataku jika ia menghadapku, 2) meluaskan tempatnya jika ia duduk di suatu majelis, 3) dan mendengarkannya dengan seksama jika ia berbicara.

  1. Next EpiSoDe….

Kiat-kiat yang dicontohkan rasulullah masih banyak dan kelanjutannya akan diposting setelah bagian ini…jakullah syukron katsiroh atas waktunya untuk meluangkan membaca tulisan ini..

Wassalammualaikum Wr.wb

(ND)

Rabu, 27 Januari 2010

At Tsabat Fid Da’wah (Teguh Di Jalan Dakwah)


Kami selalu membangun dan berkemauan

Kami pasti akan mati tapi kami pantang hina

Kami punya tangan dan mau bekerja

Kami punya hari esok dan harapan

Dan Kami selamanya orang merdeka dan pantang menyerah

Tsabat bermakna teguh pendirian dan tegar dalam menghadapi ujian serta cobaan di jalan kebenaran. Dan tsabat bagai benteng bagi seorang kader. Ia sebagai daya tahan dan pantang menyerah. Ketahanan diri atas berbagai hal yang merintanginya. Hingga ia mendapatkan cita-citanya atau mati dalam keadaan mulia karena tetap konsisten di jalan-Nya.

Dalam Majmu’atur Rasail, Imam Hasan Al Banna menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan tsabat adalah orang yang senantiasa bekerja dan berjuang di jalan dakwah yang amat panjang sampai ia kembali kepada Allah SWT. dengan kemenangan, baik kemenangan di dunia ataupun mati syahid.

“Di antara orang-orang mukmin itu ada orang-orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah SWT. maka di antara mereka ada yang gugur. Dan di antara mereka ada pula yang menunggu-nunggu dan mereka sedikitpun tidak merubah janjinya”. (Al- Ahzab: 23).

Sesungguhnya jalan hidup yang kita lalui ini adalah jalan yang tidak sederhana. Jauh, panjang dan penuh liku apalagi jalan dakwah yang kita tempuh saat ini. Ia jalan yang panjang dan ditaburi dengan halangan dan rintangan, rayuan dan godaan. Karena itu dakwah ini sangat memerlukan orang-orang yang memiliki muwashafat ‘aliyah, yakni orang-orang yang berjiwa ikhlas, itqan (profesional) dalam bekerja, berjuang dan beramal serta orang-orang yang tahan akan berbagai tekanan. Dengan modal itu mereka sampai pada harapan dan cita-citanya.

“Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan. Akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir yang memerlukan pertolongan dan orang-orang yang meminta-minta dan memerdekakan hamba sahaya, mendirikan shalat dan menunaikan zakat dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji dan orang-orang yang bersabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar imannya dan mereka itulah orang-orang yang bertaqwa”. (Al Baqarah: 177).

Disamping itu, dakwah ini juga senantiasa menghadapi musuh-musuhnya di setiap masa dan zaman sesuai dengan kondisinya masing-masing. Tentu mereka sangat tidak menginginkan dakwah ini tumbuh dan berkembang. Sehingga mereka berupaya untuk memangkas pertumbuhan dakwah atau mematikannya. Sebab dengan tumbuhnya dakwah akan bertabrakan dengan kepentingan hidup mereka. Oleh karena itu dakwah ini membutuhkan pengembannya yang berjiwa teguh menghadapi perjalanan yang panjang dan penuh lika-liku serta musuh-musuhnya. Merekalah orang-orang yang mempunyai ketahanan daya juang yang kokoh.
Kita bisa melihat ketsabatan Rasulullah SAW. Ketika beliau mendapatkan tawaran menggiurkan untuk meninggalkan dakwah Islam tentunya dengan imbalan. Imbalan kekuasaan, kekayaan atau wanita. Tetapi dengan tegar beliau menampik dan berkata dengan ungkapan penuh keyakinannya kepada Allah SWT.

‘Demi Allah, wahai pamanku seandainya mereka bisa meletakkan matahari di tangan kananku dan rembulan di tangan kiriku agar aku meninggalkan dakwah ini. Niscaya tidak akan aku tinggalkan urusan ini sampai Allah SWT. memenangakan dakwah ini atau semuanya akan binasa’.

Demikian pula para sahabatnya ketika menjumpai ujian dan cobaan dakwah, mereka tidak pernah bergeser sedikitpun langkah dan jiwanya. Malah semakin mantap komitmen mereka pada jalan Islam ini. Ka’ab bin Malik pernah ditawari Raja Ghassan untuk menetap di wilayahnya dan mendapatkan kedudukan yang menggiurkan. Tapi semua itu ditolaknya sebab hal itu justru akan menimbulkan mudharat yang jauh lebih besar lagi.

Kita dapat juga saksikan peristiwa yang menimpa umat Islam pada masa Khalifah Al Mu’tsahim Billah tentang fitnah dan ujian ‘khalqul Qur’an’. Imam Ahmad bin Hambal sangat tegar menghadapi ujian tersebut dengan tegas ia menyatakan bahwa Al Qur’an adalah kalamullah, bukan makhluk sebagaimana yang didoktrin oleh Khalifah. Dengan tuduhan sesat dan menyesatkan kaum muslimin Imam Ahmad bin Hambal menerima penjara dan hukum pukulan dan cambukan. Dengan ketsabatan beliau kaum muslimin terselamatkan aqidah mereka dari kesesatan.

Demikian pula kita merasakan ketegaran Imam Hasan Al Banna dalam menghadapi tribulasi dakwahnya. Ia terus bersabar dan bertahan. Meski akhirnya ia pun menemui Rabbnya dengan berondongan senajata api. Dan Sayyid Quthb yang menerima eksekusi mati dengan jiwa yang lapang lantaran aqidah dan menguatkan sikapnya berhadapan dengan tiang gantungan. Beliau dengan yakin menyatakan kepada saudara perempuannya, ‘Ya ukhtil karimah insya Allah naltaqi amama babil jannah. (Duhai saudaraku semoga kita bisa berjumpa di depan pintu surga kelak’).

Namun memang tidak sedikit kader yang kendur daya tahannya. Ada yang berguguran karena tekanan materi. Tergoda oleh rayuan harta benda. Setelah mendapatkan mobil mewah, rumah megah dan sejumlah uang yang dimasukan ke dalam rekeningnya. Membuat semangat dakwahnya luntur. Bahkan ia akhirnya sangat haus dan rakus pada harta benda duniawi yang fana itu. Dan ia jadikan harta benda itu sebagai tuhanya. Ada pula yang rontok daya juangnya karena tekanan keluarga. Keluarganya menghendaki sikap hidup yang berbeda dengan nilai dakwah. Keluarganya ingin sebagai keluarga kebanyakan masyarakat yang sekuler. Dengan gaya dan stylenya, sikap dan perilakunya Sehingga ia pun mengikuti selera keluarganya. Ada juga yang tidak tahan karena tekanan politik yang sangat keras. Teror, ancaman, kekerasan, hukuman dan penjara selalu menghantui dirinya sehingga ia tidak tahan kemudian ia pun meninggalkan jalan dakwah ini.
Oleh karena itu sikap tsabat mesti berlandaskan keistiqamahan pada petunjuk Allah SWT. (Al Istiqamah alal Huda). Berpegang teguh pada ketaqwaan dan kebenaran hakiki, tidak mudah terbujuk oleh bisikan nafsu rendah dirinya sekalipun. Sehingga diri kukuh untuk memegang janji dan komitmen pada nilai-nilai kesucian. Ia tidak memiliki keinginan sedikit dan sekejap pun untuk menyimpang lalu mengikuti kecenderungan hina dan tipu muslihat setan durjana. Dan sikap ini harus terus diri’ayah dengan taujihat dan tarbawiyah sehingga tetap bersemayam dalam sanubari yang paling dalam. Dengan bekalan itu seorang kader dapat bertahan berada di jalan dakwah ini.

Melalui sikap teguh ini perjalanan panjang menjadi pendek. Perjalanan yang penuh onak dan duri tidak menjadi hambatan untuk meneruskan langkah-langkah panjangnya. Bahkan ia dapat melihat urgensinya sikap tsabat dalam dakwah. Adapun urgensi tsabat dalam mengemban amanah dakwah ini diantaranya:

1. Dalalah salamatil Manhaj (Bukti jalan hidup yang benar)

Jalan hidup ini sangat beragam. Ada jalan yang baik ada pula yang buruk. ada yang menyenangkan ada pula yang menyusahkan. Dan sikap tsabat menjadi bukti siapa-siapa yang benar jalan hidupnya. Mereka berani menghadapi jalan hidup bagaimanapun selama jalan itu menghantarkan pada kemuliaan meski harus merasakan kepahitan atau kesusahan.

Sikap tsabat ini melahirkan keberanian menghadapi realita hidup. Ia tidak cengeng dengan beragam persoalan. Malah ia mampu mengendalikan permasalahan. Amatlah pantas perintah Allah SWT. pada orang beriman tatkala menghadapi musuh agar mengencangkan jiwa yang tegar dan konsisten pada keyakinanannya.

“Hai orang-orang yang beriman apabila kamu menghadapi satu pasukan maka berteguh hatilah kamu dan sebutlah nama Allah sebanyak-banyaknya agar kamu beruntung”. (Al-Anfal: 45).

Dengan demikian mereka yang tsabat dalam jalan dakwah ini menjadi pilihan hidupnya. lantaran ia tahu dan berani menerima kenyataan yang memang harus ia alami.

Pujangga termasyhur, Al Buhturi dalam baris syairnya ia mengungkapkan bahwa jiwa yang berani hidup dengan menghadapi resiko apapun dan tetap tegar berdiri di atas pijkannya adalah ‘nafsun tudhi’u wa himmatun tatawaqqadu, (jiwa yang menerangi dan cita-cita yang menyala-nyala’). Sebab jiwa yang semacam itu menjadi bukti bahwa ia benar dalam mengarungi bahtera hidupnya.

2. Mir’atus Syakhshiyatil Mar’i (Cermin kepribadian seseorang)

Sikap tsabat membuat pemiliknya menjadi tenang. Dan ketenangan hati menimbulkan kepercayaan. Kepercayaan menjadi modal utama dalam berinteraksi dengan banyak kalangan. Karena itu sikap tsabat menjadi cermin kepribadian seorang muslim. Dan cermin itu berada pada bagaimana sikap dan jiwa seorang mukmin dalam menjalani arah hidupnya. juga bagaimana ia menyelesaikan masalah-masalahnya.

Semua orang sangat membutuhkan cermin untuk memperbaiki dirinya. Dari cermin kita dapat mengarahkan sikap salah kepada sikap yang benar. Dan cermin amat membantu untuk mempermudah menemukan kelemahan diri sehingga dengan cepat mudah diperbaikinya. Amatlah beruntung bagi diri kita masih banyak orang yang menjual cermin. Agar kita semakin mudah mematut diri. Karenanya, Rasulullah SAW. Mendudukan peran seorang mukmin bagi cermin bagi mukmin lainnya.

Dan sikap tsabat adalah cermin bagi setiap mukmin. Karena tsabat dapat menjadi mesin penggerak jiwa-jiwa yang rapuh. Ia dapat mengokohkannya. Tidak sedikit orang yang jiwa mati hidup kembali lantaran mendapatkan energi dari ketsabatan seseorang. Ia bagai inspirasi yang mengalirkan udara segar terhadap jiwa yang limbung menghadapi segala kepahitan. Seorang ulama menginagtkan kita, ‘berapa banyak orang yang jiwa mati menjadi hidup dan jiwa yang hidup menjadi layu karena daya tahan yang dimiliki seseorang’. Dan disitulah fungsi dan peran tsabat.

3. Dharibatut Thariq ilal Majdi war Rif’ah (upaya untuk menuju kesuksesan dan kejayaan)

Setiap kesuksesan dan kejayaan memerlukan sikap tsabat. Istiqamah dalam mengarungi aneka ragam bentuk kehidupan. Tentu tidak akan ada kesuksesan dan kejayaan secara cuma-cuma. Ia hanya akan dapat dicapai manakala kita memiliki pra syaratnya. Yakni sikap tetap istiqamah menjalani hidup ini. Tidak neko-neko. Seorang murabbi mengingatkan binaannya dengan mengatakan, ‘Peliharalah keteguhan hatimu, karena ia bentengmu yang sesungguhnya. Barang siapa yang memperkokoh bentengnya niscaya ia tidak akan goyah oleh badai sekencang apapun. Dan ini menjadi pengamanmu’.

Begitulah nasehat banyak ulama kita yang mengingatkan agar kita berupaya secara maksimal mengokohkan kekuatan hati dan keteguhan jiwa agar mendapatkan cita-cita kita.

Juga terhadap jalan dakwah. Kegemilangan jalan suci ini hanya dapat diraih dari sikap konsisten terhadap prinsip dakwah ini. Yang tidak mudah bergeser karena tarikan-tarikan kepentingan yang mengarah pada kecenderungan duniawiyah. Tanpa sikap tsabat, pelaku dakwah ini akan terseret pada putaran kehancuran dan kerugian dunia dan akhirat.

“Dan sesungguhnya mereka hampir memalingkan kamu dari apa yang telah Kami wahyukan kepadamu agar kamu membuat yang lain secara bohong terhadap Kami. Dan kalau sudah begitu tentulah mereka mengambil kamu jadi sahabat yang setia. Dan kalau Kami tidak memperkuat hatimu niscaya kamu hampir-hampir condong sedikit kepada mereka. Kalau terjadi demikian benar-benarlah Kami akan rasakan kepadamu siksaan berlipat ganda di dunia ini dan begitu pula siksaan berlipat pula sesudah mati dan kamu tidak akan mendapat seorang penolongpun terhadap Kami”. (Al-Isra’: 73 – 75).

Sikap ini menjadi daya tahan terhadap bantingan apapun dan dari sanalah ia mencapai kejayaannya. Sebagaimana yang diingatkan Rasulullah SAW. pada Khabab bin Al ‘Arts agar tetap bersabar dan berjiwa tegar menghadapi ujian dakwah ini bukan dengan sikap yang tergesa-gesa. Apalagi dengan sikap yang menginginkan jalan dakwah ini tanpa hambatan dan sumbatan.

4. Thariqun litahqiqil Ahdaf (Jalan untuk mencapai sasaran)

Untuk mencapai sasaran hidup yang dikehendaki tidak ada jalan lain kecuali dengan bermodal tsabat. Teguh meniti jalan yang sedang dilaluinya. Meski perlahan-lahan. ‘alon-alon asal kelakon’. Tidak tertarik untuk zig-zag sedikit pun atau sesekali. Melainkan mereka lakukan terus-menerus meniti jalannya dengan sikap tetap istiqamah. Bahkan dalam dunia fabel dikisahkan kura-kura dapat mengalahkan kancil mencapai suatu tempat. Kura-kura meski jalan pelan-pelan namun akhirnya menghantarkan dirinya pada tempat yang dituju.

Imam ‘Athaillah As Sakandary menasehatkan muridnya untuk selalu tekun dalam berbuat agar meraih harapannya dan tidak cepat lelah atau putus asa untuk mendapatkan hasilnya. ‘Barang siapa yang menggali sumur lalu berpindah pada tempat yang lain untuk menggali lagi dan seterusnya berpindah lagi maka selamanya ia tidak akan menemukan air dari lobang yang ia gali. Tapi bila kamu telah menggali lobang galilah terus hingga kamu dapatkan air darinya meski amat melelahkan’ (Kitab Tajul ‘Arus). Karenanya ketekunan dan ketelatenan menjdi alat bantu untuk mencapai cita-cita dan harapan yang dikehendakinya. Dan kedua hal itu merupakan pancaran sikap tsabat seseorang.

Tsabat meliputi beberapa aspek yakni:

Pertama, Tsabat Ala dinillah, teguh terhadap agama Allah SWT.

Keteguhan pada masalah ini dengan tidak menanggalkan agama ini dari dirinya walaupun kematian menjadi ancamannya. Sebagaimana wasiat yang selalu dikumandangkan oleh Khatib jum’at agar senantiasa menjaga keimanan dan ketaqwaan sehingga mati dalam keadaan muslim. Ini pula yang menjadi wasiat para Nabi kepada keturunannya.

“Dan Ibrahim telah mewasiatkan ucapan itu kepada anak-anaknya. Demikian pula Ya’kub. ‘Hai anak-anakku, sesungguhnya Allah telah memilih agama ini bagimu. Maka janganlah kamu mati kecuali dalam memeluk agama Islam”. (Al-Baqarah: 132).

Wasiat ini untuk menjadi warning pada kaum muslimin agar tetap memelihara imannya. Jangan mudah tergiur oleh kesenangan dunia lalu mengganti keyakinannya dengan yang lain. Menjual agamanya dengan harga mie instan atau sembako. Atau menukar prinsip hidupnya dengan kemolekan tubuh wanita. Atau ia mau mengganti aqidahnya dengan lowongan kerja dan kariernya. Na’udzu billahi min dzalik.

Kedua, Tsabat Alal Iltizam bidinillah, Tetap komitmen pada ajaran Allah SWT. baik dalam ketaatan maupun saat harus menerima kenyataan hidup. Ia tidak mengeluh atas apa yang menimpa dirinya. Ia tegar menghadapinya. Bangunan komitmennya tidak pernah pudar oleh kenyataan pahit yang dirasakannya. Keluhan dan penyesalan bukanlah solusi. Malah menambah beban hidup. Oleh karena itu keteguhan dan kesabaran menjadi modal untuk menyikapi seluruh permasalahannya. Rasulullah SAW. Bersabda: ‘As Shabir fihim ala dinihi kal qabidh alal jumari’.

Mereka yang menjaga komitmennya pada ajaran Allah senantiasa memandang bahwa apa saja yang diberikan-Nya adalah sesuatu yang baik bagi dirinya. Persepsi ini tidak akan membuat goyah menghadapi pengamalan pahit segetir apapun. Dan sangat mungkin merubahnya menjadi kenangan manis yang patut diabadikan dalam kumpulan album kehidupannya. Sebab segala pengalaman pahit bila mampu diatasi dengan sikap tegar maka ia menjadi bahan nostalgia yang amat mahal.

Ketiga, Tsabat Ala Mabda’ id Da’wah, teguh pada prinsip dakwah yang menjadi rambu-rambu dalam memberikan khidmatnya pada tugas agung ini. Memprioritaskan dakwah atas aktivitas lainnya sehingga dapat memberikan kontribusinya di jalan ini. Tanpa kenal lelah dan henti. Ia selalu terdepan pada pembelaan dakwah. Walau harus menderita karena sikapnya. Ketenangan dan kegusaran hatinya selalu dikaitkan dengan nasib dakwah. Ia tidak akan merasa nyaman bila dakwah dalam ancaman. Karena itu ia berupaya untuk selalu disiplin pada prinsip dakwah ini. Bergeser dari prinsip ini berakibat fatal bagi dakwah dan masa depan umat.

Perhatikanlah peristiwa Uhud, Bir Ma’unah dan lainnya. Peristiwa yang amat memilukan dalam sejarah dakwah tersebut diantaranya disebabkan oleh ketidak disiplinan kader pada prinsip dan rambu dakwah.

Izzatu Junudid Da’wah (harga diri seorang kader dakwah)

Saat ini kita memasuki era di mana tantangan dan peluang sama-sama terbuka. Dapat binasa lantaran tidak tahan menghadapi tantangan atau ia berjaya karena mampu membuka pintu peluang seluas-luasnya. Karena itu kita dituntut untuk bersikap tsabat dalam kondisi dan situasi apapun. Senang maupun susah, sempit ataupun lapang. Tidak pernah tergoda oleh bisikan-bisikan kemewahan dan kegemerlapan lalu tertarik padanya dan lari dari jalan dakwah.

Tsabat tidak mengenal waktu dan tempat, dimana pun dan kapan pun. Kita tetap harus mengusung misi dan visi dakwah kita yang suci ini. Untuk menyelamatkan umat manusia dari kehinaan dan kemudharatan. Dengan jiwa tsabat ini kader dakwah memiliki harga diri di mata Allah SWT. maupun di mata musuh-musuhnya. Melalui sikap ini seorang kader lebih istimewa dari pada kebanyakan orang. Dan ia menjadi citra yang tak ternilai harganya.

Imam Hasan Al Banna menegaskan, ‘janganlah kamu merasa kecil diri, lalu kamu samakan dirimu dengan orang lain. Atau kamu tempuh dalam dakwah ini jalan yang bukan jalan kaum mukminin. Atau kamu bandingkan dakwahmu yang cahayanya diambil dari cahaya Allah dan manhajnya diserap dari sunnah Rasul-Nya dengan dakwah-dakwah lainnya yang terbentuk oleh berbagai kepentingan lalu bubar begitu saja dengan berlalunya waktu dan terjadinya berbagai peristiwa. Kuncinya adalah Tsabat dalam jalan dakwah ini’. Kalau begitu bagaimana bangunan tsabat yang kita miliki?.

Wallahu ‘alam bishshawwab.

“Duhai pemilik hati, wahai pembolak balik jiwa, teguhkanlah hati dan jiwa kami untuk senantiasa berpegang teguh pada agama-Mu dan ketaatan di jalan-Mu”.


http://www.al-ikhwan.net/

Selasa, 19 Januari 2010

Kaos Kammi Komisariat telah siap



Teman - teman semua, setelah melewati masa penjaringan, akhirnya kaos komisariat Unej telah siap dan bisa langsung dipesan ke Departemen ekonomi Komisariat Unej. Untuk modenya silahkan lihat gambar di atas. segera pesan ya....!